Pantai dan bukit pasir semakin terjebak antara naiknya permukaan air laut dan infrastruktur. Peneliti Belanda menemukan bahwa saat ini, ketika dijatuhkan di pantai acak di seluruh dunia, Anda rata-rata hanya perlu berjalan sejauh 390 meter untuk menemukan jalan atau bangunan terdekat. Meskipun jarak berjalan kaki yang singkat mungkin terasa nyaman jika Anda ingin seharian berada di pantai, hal ini merupakan kabar buruk bagi perlindungan kita terhadap kenaikan permukaan air laut, pasokan air minum, dan keanekaragaman hayati. Tapi masih ada harapan; para peneliti menemukan bahwa dengan menetapkan cagar alam, pantai dan bukit pasir dapat berhasil dilindungi.
Nilai pantai dan bukit pasir yang luas
Pantai dan bukit pasir sangat penting bagi masyarakat. Hutan melindungi kita dari banjir, merupakan sumber penting air minum, dan merupakan habitat penting bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan. Mereka juga sangat diperlukan saat kita menghabiskan hari di pantai atau berjalan melewati bukit pasir.
Ketika pantai dan bukit pasir diberi ruang yang cukup, mereka dapat memenuhi semua fungsi tersebut. Namun, jika kawasan bukit pasir menjadi terlalu sempit, perlindungan alami terhadap banjir, ekstraksi air minum, dan keanekaragaman hayati akan terancam. Namun pantai dan bukit pasir semakin terjepit oleh infrastruktur di satu sisi dan kenaikan permukaan laut di sisi lain, tulis para peneliti dari Institut Penelitian Kelautan Belanda, Universitas Groningen, Universitas Utrecht, TU Delft dan Komisi Kehutanan Belanda dalam jurnal terkemuka Komunikasi Alam (https://doi.org/10.1038/s41467-023-44659-0).
Seperempat juta pengukuran
Untuk memetakan tekanan pantai ini, para peneliti menggabungkan data pengukuran dari pekerjaan TU Delft sebelumnya dengan data Open Street Map. Mereka kemudian mengukur jarak garis lurus dari garis pantai ke jalan atau bangunan beraspal terdekat. Mereka melakukan pengukuran ini setiap kilometer, di sepanjang pantai berpasir di dunia, dan menghasilkan total 235.469 pengukuran.
Kurang dari 400 meter
Pengukuran ini menunjukkan bahwa infrastruktur manusia umumnya terletak sangat dekat dengan laut. Rata-rata, bangunan atau jalan beraspal pertama ditemukan pada jarak 390 meter dari laut. Di Belanda yang berpenduduk padat, jaraknya bahkan mencapai 210 meter, dan di Prancis jaraknya bahkan lebih sempit lagi yaitu 30 meter dari laut. Dari semua benua, Eropa tampaknya memiliki pantai dan bukit pasir yang paling banyak terjebak dengan jarak rata-rata 130 meter, sedangkan Oseania adalah benua yang paling sedikit terjepit dengan jarak rata-rata 2,8 km.
Di masa depan, tekanan terhadap wilayah pesisir kemungkinan akan meningkat di seluruh dunia. Naiknya permukaan air laut akan semakin mempersempit ruang antara bangunan dan laut. Dalam kondisi alami, pantai dan bukit pasir akan bermigrasi ke daratan, namun bangunan dan jalan menghambat proses ini. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa 23 hingga 30 persen pantai dan bukit pasir akan tersapu atau tenggelam pada tahun 2100.
Perlindungan
Harapannya adalah pentingnya peran perlindungan alam. Para peneliti menemukan bahwa, ketika kawasan bukit pasir berstatus dilindungi, bangunan dan jalan ditemukan empat kali lebih jauh dibandingkan kawasan yang tidak dilindungi. Namun, saat ini hanya 16% pantai berpasir di dunia yang dilindungi. Oleh karena itu para peneliti menekankan pentingnya melindungi pantai dan bukit pasir dengan lebih baik.