Hampir 75 persen wilayah AS dapat mengalami guncangan gempa bumi yang merusak, menurut tim yang terdiri dari 50+ ilmuwan dan insinyur yang dipimpin oleh Survei Geologi AS baru-baru ini.
Ini adalah salah satu dari beberapa temuan penting dari Model Bahaya Seismik Nasional USGS (NSHM) terbaru. Model ini digunakan untuk membuat peta berkode warna yang menunjukkan dengan tepat di mana gempa bumi merusak paling mungkin terjadi berdasarkan wawasan dari studi seismik, data geologi historis, dan teknologi pengumpulan data terkini.
Pembaruan NSHM yang diminta oleh Kongres dibuat sebagai alat penting untuk membantu para insinyur dan pihak lain memitigasi dampak gempa bumi terhadap komunitas yang paling rentan dengan menunjukkan kemungkinan lokasi gempa dan seberapa besar guncangan yang mungkin ditimbulkannya. Peralatan dan teknologi baru mengidentifikasi hampir 500 patahan tambahan yang dapat menghasilkan gempa yang merusak, yang menunjukkan perkembangan penelitian gempa bumi.
“Ini merupakan upaya kolaboratif besar-besaran selama bertahun-tahun antara pemerintah federal, negara bagian, dan lokal serta sektor swasta,” kata Mark Petersen, ahli geofisika USGS dan penulis utama studi tersebut. “Model bahaya seismik baru ini mewakili pencapaian penting dalam meningkatkan keselamatan publik.”
Versi terbaru, penilaian komprehensif 50 negara bagian yang pertama, diperbarui dari versi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 2018 (bersebelahan dengan AS), 2007 (Alaska), dan 1998 (Hawaii).
Perubahan penting dalam model baru ini menunjukkan kemungkinan terjadinya gempa bumi yang lebih dahsyat di sepanjang koridor Pesisir Atlantik tengah dan timur laut, termasuk di kota Washington DC, Philadelphia, New York dan Boston. Selain itu, ada kemungkinan terjadinya guncangan yang lebih besar di wilayah California dan Alaska yang aktif secara seismik. Model baru ini juga mencirikan Hawai'i memiliki potensi guncangan yang lebih besar karena pengamatan dari letusan gunung berapi baru-baru ini dan kerusuhan seismik di pulau-pulau tersebut.
“Gempa bumi sulit diperkirakan namun kami telah membuat kemajuan besar dengan model baru ini,” kata Petersen. “Pembaruan ini mencakup lebih banyak patahan, karakteristik permukaan tanah yang lebih baik, dan kemajuan komputasi dalam pemodelan yang memberikan gambaran paling rinci tentang risiko gempa bumi yang kita hadapi.”
Temuan utama dari model bahaya seismik yang diperbarui meliputi:
- Risiko bagi Manusia: Hampir 75% wilayah AS dapat mengalami gempa bumi yang berpotensi merusak dan guncangan hebat, sehingga membahayakan ratusan juta orang.
- Bahaya yang Meluas: 37 negara bagian AS telah mengalami gempa bumi berkekuatan melebihi 5 selama 200 tahun terakhir, hal ini menyoroti sejarah panjang aktivitas seismik di negara ini.
- Implikasi Struktural: Model yang diperbarui ini akan menginformasikan masa depan desain bangunan dan struktur, menawarkan wawasan penting bagi para arsitek, insinyur, dan pembuat kebijakan tentang bagaimana struktur direncanakan dan dibangun di seluruh Amerika.
- Pendekatan Terpadu: Hal ini menandai Model Bahaya Seismik Nasional pertama yang mencakup seluruh 50 negara bagian secara bersamaan, yang mencerminkan upaya kolaboratif besar-besaran dengan mitra federal, negara bagian, dan lokal.
- Bukan Prediksi: Tidak ada yang bisa memprediksi gempa bumi. Namun, dengan menyelidiki patahan dan gempa di masa lalu, para ilmuwan dapat menilai dengan lebih baik kemungkinan terjadinya gempa bumi di masa depan dan seberapa kuat guncangan yang mungkin terjadi.